Setelah beton tercetak atau beton segar kenapa sih kita
harus repot – repot merawat beton ? emang dia sakit perlu dirawat ? hehe
Pasti ada tujuanya kenapa beton itu dirawat, lalu bagaimana
tips untuk merawat beton ?
Sedikit ilmu yang bisa saya beri.
Tujuan perawatan beton yaitu :
- 1) Mencegah kehilangan moisture pada beton (tidak kurang dari 80%)
- 2) Mempertahankan suhu yang baik selama durasi waktu tertentu (diatas suhu beku dan dibawah 50 derajat Celcius)
Tips untuk perawatan beton :
1.
Gunakan air secukupnya
2.
Jangan dibiarkan kering
3. Beton
kering = semua reaksi berhenti
4. Beton
tidak dapat direvitalisasi setelah kering
5.
Pertahankan suhu yang sedang (20-30 derajat Celcius)
6. Beton
yang mengandung abu terbang membutuhkan waktu perawatan lebih lama
Perawatan yang baik terhadap beton akan
memperbaiki beberapa dari segi kualitasnya. Disamping lebih kuat dan lebih awet
terhadap agresi kimia, beton ini juga lebih tahan terhadap aus karena lalau
lintas lebih kedap air. Beton ini juga lebih kecil kemungkinannya dirusak oleh
agresi kimia.
Gambar 3 memperlihatkan jumlah siklus pembekuan
dan pencairan yang diperlukan untuk mengurangi berat benda uji beton sampai
25%, dibandingkan masa perawatan dengan membasahinya. Kurva-kurva tersebut
menunjukan bahwa beton harus dicegah
menjadi kering sampai sekurang-kurangnya 5 sampai 7 hari agar diperoleh ketahanan
maksimal terhadap disintegrasi (pemecahan) oleh “forst” (pembekuan musim
dingin), kekurangan kedap air ( permeability) sejalan dengan masa perawatan
dengan cara membasahi mengikuti suatu kurva yang sama dan meningkatkan
ketahanan terhadap “forst” pada masa perawatan yang lama, mungkin disebabakan
sebagian oleh pengurangan air yang berlebihan.
Prosedur
yang actual untuk peawatan beton banyak variasinya, tergantung pada jenis
kontruksi, keadaan lapangan, ukkuran dan bentuk bagian konstruksi. Meskipun
demikian, perawatan perawatan yang secara umum dipergunakan dapat dibagi secara
luas atas adua kelompok sebagai berikut :
- 1) Permukaan horizontal yang Luas
- 2) Beton didalam acuan (form), seperti kolom, balok, dan dinding.
Permukaan
horizontal yang luas
Perawatan
teliti sejak saat pengecoran, dibutuhkan beton yang luas permukaannya dan tak
dilindungi oleh acuan (form), seperti yang ada pada pekerjaan jalan, perkerasan
lapangan terbang,lantai dan waduk-waduk. Diantar abeberapacara perawatan yang
ada, yang tebaik dan tak diragukan lagi ialah cara dengan menyirami atau
menggenangi beton dengan air secara terus menerus agar tetap basah. Cara ini
tidak hanya memberikan perawatan baik, tetapi juga menurunkan suhunya, sebagai
akibat penguapan yang terjadi. Oleh karenanya kontraksi suhu berikutnya juga
dikurangi.
Perpipaan menyiram biasa, yang disambungkan dengan sumber
penyediaan air dan diperlengkapi keran penyiram dapat diergunakan untuk
menyiram dapat dipergunakan untuk meniram permukaan beton. Pada jenis kontruksi
tertentu pemasangan system penyiraman secara terus menerus mungkin dinilai
lebih ekonomis. Air dari system perpipaan penyiraman dapat mengandung larutan
besi yang cukup banyak dan dapat menyebabakan noda kotoran. Hal in dapat
dihindari dengan penggunaan pipa yang di galvanisir atau dari logam campur,
suhu air yang sama dengan suhu beton, dan dalam keadaan apapun sebaiknya harus
diatas titik beku. Tak diperlukan penggunaan air sebagai bahan untuk perawatan
beton dalam keadaan beku bilamana “forst” (pembekuan di musim dingin) akan
terjadi.
Penyiraman dengan air segera setelah pengecoran beton dan
menyelimuti dengan “polythene” atau kertas bangunan, mungkin cara yang paling
efektif pada langkah-langkah berikutnya. Tetapi karena kurang baiknya daya
insulasi bahan-bahan ini, mungkin diperlukan tambahan perlindungan untuk
mempengaruhi penaruh panas dari sinar matahari.
Seca alternatif “hessian” (sejenis karung) yang basah
dapat ditutupkan langsung pada permukaan, segera setelah beton cukup keras agar
“hessian” tak menyebabkan kerusakan atau melekat pada permukaannya. Pasir
basah, dan lapisan setebal 50 mm telah digunakan juga untuk merawat permukaan
horizontal yang luas. Baik hessian basah dan pasir basah jaran dikerjakan denga
baik dan penyiraman atau membasahi beton pada interval waktu tertentu siang dan
malam hari sering terlupakan.pasir basah juga mengalami kerugian dibutuhkannya
tenaga kerja tambahan untuk menempatkan dan mengambil kembali pasir itu.
Beton
Di Dalam Acuan (form)
Acuan
umumnya memberkan perlindungan yang memadai terhadap kekeringan, tetapi
permukaan yang tidak tertutupi seperti bagian ats balok dan dinding harus
ditutupi segera setelah pengecoran dalam keadaan cuaca kering.
Perawatan
yang baik dari balok, tiang, dan permukaan dinding vertical dapat dicapai
dengan penerapan penyiraman air secara terus menerus. Hal ini jarang
dipraktekan, terutama untuk permukaan vertikal, oleh karena gangguan yan
ditimbuka oleh air yang menitik pada pekerjaan lai dibawahnya. Penampang
melintang kecil seperti tiang dan balok dapat dirawat dengan memuaskan oleh
penyiraman air kemudian menyelimutinya dalam bungkusan polythene segera setelah
acuan (form) diambil. Secara elternatif , “hessian” atau “burlap” (sejenis
penutup) basah yang melekat pada
permukaannya sesuai juga untuk dipakai, asalkan pengaturan seperlunya harus
diadakan dilapangan untuk menjamin bahwa “hessian” dijaga terus menerus basah.
Harus dimaklumi bahwa hessian basah dapat kering dengan cepat pasda hari yang
panas, atau bahkan pada hari-hari yang dingin apabila angin menerpa dengan
kuat.
Pada beberapa bagian kontruksi,
lapiusan tipis untuk perawatan mungkin sudah cukup. Tetapi penerapan penyiraman
dengan senyawa kimia untuk perawatan terhadap permukaan vertikal yang luas
sering tidak rata, apabila pekerjaannya tidak dikerjakan dengan hati-hati.
Keadaan udara yang berangin seringkali mendatangkan masalah.
Senyawa Kimia Untuk Perawatan Beton
senyawa
kimia untuk perawatan dengan pemenuk lapisan tipis adalah suatu cairan yang
disemprotkan pada perfmukaan beton untuk menghambat penguapan air dari beton.
Sebuah jeis penyemprot kebun yang dapat dipegang dengan tangan sesuai dengan
pekerjaan yang ada. Hampir semua bahan-bahan kimia untuk perawatan beton yang
tersedia di pasaran dan terbukti memuaskan pemakainnya terdiri atas larutan
sejenis dammar.setelah digunakan, larutan menguap dan meninggalkan pada
permukaan beton sebuah lapisan tips “resin” (sejenis damar) tersebut tinggal
dengan sempurna sekitar empat minggu, selanjutnya lapisan ini terjadi “getas”
dan mulai mengelupas akibat pengaruh sinar matahari dan cuaca. Pengaruh
laboratorium dan pengamaan dilapangan telah menunjukan bahwa suatu selaput
tipis yang menempel sempurna selama empat minggu memberikan perawatan pada
beton yang ekuivalen dengan membasahinya secara terus menerus selama 14 hari.
Sebagian besar kepemilikan senyawa
kimia untuk perawatan beton yang ada terbagi atas beberapa tingkatan. Dasarnya
adalah suatu tingkatan standar yang mempunyai suatu efisiensi perawatan 90%.
Kedua-duanya berwarna jerami yang pucat. Cara pengujian untuk menentukan
efisiensi perawatan diberikan pada “specification of road and bridge work” yang
dikeluarkan oleh “department tansport”, dan pada “ASTM Designation” c 156-74.
Penggunaan bahan celup yang mudah lentur dimaksudkan untuk memberi bukti
penglihatan bahwa bahan ini telag diterapkan denga rata dan jumlah yang
memadai. Hal ni sangat disarankan pelasanaannya. Bahan celup ini hilang dengan
cepat setelah penerapannya dan tak akan menodai permukaannya, denga catatan
bawa bahanini tak digunakan pada permukaan beton yang kering.suatu zat warna
putih yang mengandung alumunium, terutama cukup membantu dalam memantulkan
sinar matahari yang jika dibiarkan dapat berakibat diserapnya sejumlah vesar
panas ke dalam beton. Pengujian telah menujukan bahawa permukaan yang berwarna
putih mempunyai efek yang hampir sama dengan efek bayangan , di dalam
mempertahankan suhu rendah pada beton terhadap sinar matahari.
Selimut yang lebih tipis dari pada
penggunaan lapisan 4m2/1 diperlukan untuk permukaan beton yang
terjamin kehalusannya. Permukaan yang lebih kasar dan tepi-tepinya akan
membutuhkan pemakaian lebih banyak untuk menjamin kontinuitas dari selaput tipi
situ.
Bilaman senyawa kimia untuk
perawatan beton hendak diterapkan terhadap suatu permukaan vertical, ini harus
dipasang segera setelah acuan dibuka. Bilamana permukaan sudah tidak hijau lagi
dan kering, ini harus dibasahi sampai jenuh dengan air yang disemprotkan, serta
senyawa kimia untuk perawatan beton harus dipasang kemudian, ketika permukaan
beton masih lembab. Senyawa kimia untuk perawatan beton tak boleh dipasang pada
beton yang kering permukaannya, karena senyawa in dapat diserap dan
menyebabakan noda-noda.
Kontrol
Dari Variasi Suhu
Sarana
perlindungan awal untuk mengontrol variasi suhu bagian kontruksi beton adalah penting
bilamana konstruksi dilaksanakan pada musim dingin atau panas dan terutama pada
pengecoran beton secara besar-besaran. Pada kasus yang terakhir harus
dipierhitungkan suhu tinggi yang dikembangkan oleh massa beton pada hidrasi
semen.
Pendinginan selanjutnya diatas suhu
maksimum menyebabkan kontraksi pada beton, yang blamana tertahan dapat
menimbulkan retak. Pengaruh ini sering disebut penyusutan (shrinkage), tapi
penggunaan istilah ini dapat menimbulkan tafsir, karena shrinkage adalah dengan
ucapan yang lebih tepat pengurangan volume dengan pengeringan beton dan
merupaan fenomena jangka panjang.
Pada konstruksi waduk beton ada
pembatasan pada standar praktiknya terhadap tinggi pada setiap pengecoran
(lift) sampai sekitar 1,5-2 m agar kenaikan suhu diatas batas yang dapat
diterima dapat dicegah. Sarana lain untuk mengontrol variasi suhu pada
kontruksi waduk beton, dibahas pada halaman 367-71, dan prinsip yang sama
diterapkan terhadap bentuk konstruksi lain.
Perawatan Beton dan Faktor yang Mempengaruhinya
Tata
cara perawatan divariasikan dengan keadaan terus menerus basah, awal basah 7
hari, awal basah 14 hari, awal basah 28 hari, terus menerus kering, awal kering
7 hari, awal kering 14 hari, awal kering 28 hari, awal kering 60 hari dan dengan
menggunakan perawatan lapisan membran Semakin lama masa perawatan yang
diberikan secara terus menerus menghasilkan peningkatan kuat tekan dan
penurunan permeabilitas. Seluruh variasi perawatan kering tidak mampu mendekati
hasil perawatan basah.
Kurangnya kelembaban akan membuat mineral semen kurang bereaksi
dengan baik untuk menghasilkan karakteristik beton yang dikehendaki .
Terjemurnya beton yang baru selesai terhadap matahari, akan dengan
cepat menghilangkan kandungan air yang dibutuhkan didalam beton untuk
sempurnanya reaksi sehingga akan menghasilkan mutu beton yang tidak baik, retak
dan kerusakan pada permukaan beton.
Berdasarkan hasil kajian, kelembaban yang relative didalam beton
yang aptimum untuk reaksi adalah 80% keatas, bila kelembaban beton terpengaruh
oleh pengaruh lingkungan hingga turun dibawah 80%, maka reaksi akan terganggu
bahkan terhenti sama sekali.
Oleh karena itu menjaga kondisi beton tetap lembab secara kontinyu
sampai mencapai mutu beton yang disyaratkan.
Temperatur merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan
kekuatan beton, suhu optimal agar terjadi reaksi sempurna berkisar antara 10 –
23 C, bahkan jika perawatan dilakukan dibawah suhu 10 C, maka tidak akan
memberikan perkembangan kekuatan nyang tinggi, bahkan jika perawatan dibawah
titik beku maka tidak akan menghasilkan kekuatan sama sekali.
Sebaliknya jika suhu naik diatas 23 C, perkembangan kekuatan di
umur awal semangkin meningkat, namun bisa menimbulkan efek lain, misalnya laju
perkembangan kekuatan berikutnya akan terhambat dan mengakibatkan kekuatan
beton akhir, lebih rendah, efek lainnya dengan menaiknya suhu lingkungan, laju
penguapan air juga akan semangkin meningkat pula sehingga kelembaban akan turun
dan mengakibatkan laju kekuatan beton berikutnya juga terganggu.
Pengaruh temperatur terhadap beton :
1. Semakin tinggi suhu,
semakin cepat terjadinya reaksi hidrasi,
2. Suhu ideal adalah suhu
ruang,
3. Bila beton membeku selama
24 jam pertama, maka beton tersebut tidak akan pernah mencapai kembali sifat awalnya,
4. Suhu perawatan diatas 50
derajat C dapat merusak beton karena semen mengeras terlalu cepat,
5. Perawatan yang dipercepat
dapat menghasilkan beton yang lebih kuat namun memiliki durabilitas yang rendah.
Jika adukan beton setelah dituang dan dipadatkan, dan tidak
dilakukan proses perawatan yang memadai dan hanya dibiarkan terekspos diruang
terbuka, maka mutu dan kekuatan beton yang dihasilkan akan berkurang, bahkan
bisa mengurangi kekuatan hingga 50% dari nilai rancangan mutu beton.
Bahkan perawatan dari beton pada saat selesai dituangkan dalam
pekerjaan sehari-hari sering sekali diabaikan, perawatan hanya pada hari
pertama, sedangkan hari berikutnya beton dibiarkan kering.
Oleh karena itu, perawatan beton yang baik harus dilakukan terutama
di umur awal, minggu pertama, sebab bila terjadi penguapan air yang signifikan
diumur awal, beton akan mengalami penyusutan dan hal ini akan menimbulkan beban
tarik yang terjadi lebih besar dari kekuatan tarik beton yang dicapai, maka
dipastikan akan terjadi retak-retak permukaan.
Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada suhu di
atas 10 °C dan dalam
kondisi
lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran. Beton kuat
awal tinggi harus dirawat pada suhu di atas 10 °C dan
dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 3 hari pertama.
Perawatan dipercepat : (1) Perawatan dengan uap bertekanan tinggi,
penguapan pada tekanan atmosfir, panas dan lembab, atau proses lainnya yang
dapat diterima, dapat dilakukan untuk mempercepat peningkatan kekuatan dan
mengurangi waktu perawatan. (2) Percepatan waktu perawatan harus memberikan
kuat tekan beton pada tahap pembebanan yang ditinjau sekurang-kurangnya sama
dengan kuat rencana perlu pada tahap pembebanan tersebut. (3) Proses perawatan
harus sedemikian hingga beton yang dihasilkan mempunyai tingkat keawetan tinggi
(4) Bila diperlukan oleh pengawas lapangan, maka dapat dilakukan penambahan uji
kuat tekan untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan telah memenuhi
persyaratan.
SEMOGA BERMANFAAT
Jika ingin copy paste harap cantumkan sumber, hargai penulis yang menulis
TERIMA KASIH