TUJUAN: Untuk mengetahui besarnya volume air yang
mengalir agar dapat membuat estimasi jumlah penduduk yang bisa menikmati air
bersih atau luas sawah yang dapat diairi.
Volume air yang mengalir disebut “Debit air” dan diukur dengan satuan
Liter per Detik.
CARA MENGUKUR: Terdapat dua cara
yang dapat dipakai di lapangan dengan peralatan sederhana.
1.
Menggunakan ember dan jam
tangan yang ada jarum detik. Dihitung
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember dengan penuh. Besarnya isi ember harus diketahui, misalnya
5 liter. Pengukuran dilakukan tiga atau
empat kali dan menggunakan hasil rata-rata.
CONTOH SOAL:
Ember 8 liter. Terisi setelah 15
detik, 12 detik, 17 detik, dan 12 detik
15 + 12 + 17 + 12 = 56, atau rata-rata 14,0 detik
Debit air adalah 8 liter dibagi 14 detik, sama
dengan 0,57 liter per detik.
2. Menggunakan jam tangan yang ada
jarum detik dan alat mengukur panjang (pita ukur, meteran). Metode ini menggunakan rumus Debit =
Kecepatan X Luas Penampang. Basah.
Penampang boleh berbentuk segi empat panjang, atau trapesium, atau
bentuk bebas. Penampang diperkirakan
dengan satuan M2. Kecepatan
diukur dengan melihat berapa detik diperlukan untuk benda ringan mengalir
sekian meter, dengan satuan Meter per Detik.
CONTOH SOAL:
A. Air mengalir pada saluran yang berbentuk
trapesium. Dalamnya air adalah 40
cm. Dasar trapesium berukuran 30
cm. Lebarnya trapesium di permukaan air
adalah 60 cm. Benda ringan perlu 12
detik untuk berjalan 5 meter.
Luas Penampang Basah
adalah (0,30+0,60)/2 X 0,40 = 0,18 M2
Kecepatan air
adalah 5,0 / 12 = 0,417 M/detik
Debit air adalah 0,18 M2 X 0,417 Meter/Detik = 0,075 M3/Detik atau 75 Liter/Detik.
B. Bagaimana mengukur debit
untuk saluran berbentuk penampang bebas (saluran alam?) palagi yang cukup besar seperti anak sungai
untuk sumber irigasi?
Metode yang
paling umum menggunakan prinsip matemakika dari kalkulus, yaitu benda dibagi
menjadi banyak segi empat panjang, seperti contoh di bawah ini:
Sungai dibagi lima bagian.
Pertengahan bagian pertama adalah L/10 dari pinggir. Kemudian pertengahan keempat kotak lainnya
adalah L/5 di sebelah kanan. Pertengahan
kotak terakhir seharusnya L/10 dari tebing sebelah sana.
Luas penampang basah adalah jumlah luas dari lima kotak, dengan
kedalamannya seperti yang dapat diukur di titik A, B, C, D, dan E. Lebarnya tiap kotak adalah seperlima dari
lebar saluran/sungai.
Misalnya kedalaman air di A = 0,9
meter Lebar = 9 meter
B
= 1,2
C
= 1,0
D
= 0,3
E
= 0,5
Penampang basah adalah (0,9 + 1,2 + 1,0 + 0,3 + 0,5) X 9,0/5 = 3,9 X 1,8 = 7,02 M2
Debit air adalah luas penampang basah kali kecepatan air:
7,02 M2 X 0,85 M/detik = 5,97 M3/detik
Semakin banyak bagian, semakin tepat
perkiraannya. Minimal dibagi lima. Kalau dasar sungai banyak variasi, sebaiknya
lebar sungai dibagi sepuluh. Bisa juga
memilih angka yang mudah dalam pembagian – jika lebar 9,60 meter akan lebih
mudah jika dibagi 6 atau 8 bagian (80 cm atau 60 cm).
SEMOGA BERMANFAAT